Oleh: H. Jamaludin, MAg
A.
Pengertian
Shalat mempunyai dua pengertian, yaitu menurut bahasa dan istilah.
Menurut bahasa shalat adalahالدعاء (do’a). Menurut Sayyid Muhammad Syath
al-Dimyathy, dalam kitabnya berjudul I’anat
al-Thalibin, Juz I mengatakan bahwa shalat
menurut istilah adalah sebagai berikut:
أقوال و أفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير
مختتمة بالتسليم
“Ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan khusus yang dibuka dengan
takbir ditutup dengan salam”.[1]Hal
senada disampaikan oleh Syeikh Ibrahim al Bajury dalam kitabnya Hasyiah
al-Bajury ‘ala Ibn Qasim al-Ghazzy. Menurutnya, shalat adalah:
أقوال و أفعال مفتتحة بالتكبير مختتمة
بالتسليم بشراءط
“Ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dengan mengikuti beberapa syarat”.[2]
B.
Dasar Hukum
1.
Al-Qur`an QS. An-Nisa : 103
“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa).Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.”
b)
QS.
Al-Ankabut : 45
“ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al-Qur`an) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
2.
Al-Hadits
a)
HR. Baihaqi
الصلاة عماد
الدين فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين
“Shalat
itu tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya, maka ia telah menegakkan
agama.Dan barangsiapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah merobohkannya.”
b)
HR. Ahmad, Nasa`i, dan Tirmidzi
فرضت الصلاة على
النبي صلى الله عليه و سلم ليلة أسرى به خمسين ثم نقصتحتى جعلت خمسا, ثم نودى يا
محمد, أنه لا يبدل
القول لدي وان لك
بهذه الخمس الخمسين
“Shalat itu difardhukan kepada Nabi s.a.w.,
pada malam diisra`kan sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima,
lalu Beliau dipanggil, Hai Muhammad! Putusan-Ku tidak dapat diubah lagi, dan
dengan shalat lima kali ini kamu tetap mendapat pahala lima puluh kali.”
C.
Waktu Shalat
Fardhu
1. Dhuhur
Permulaan waktu dhuhur adalah bila
matahari mulai zawal (condong ke sebalah barat), dan akhirnya bila
bayangan sesuatu benda sama dengan bendanya selain bayangan waktu zawal.
2. Ashar
Permulaan waktunya adalah bila bayangan
yang sama dengan bendanya menjadi bertambah dan akhirnya menurut ikhtiar ialah
sampai bayangan suatu benda menjadi dua kali. Adapun akhirnya waktu ashar
menurut waktu jawaz adalah sampai matahari terbenam.
3. Maghrib
Waktu maghrib adalah ketika terbenamnya
matahari
4. ‘Isya
Permulaan waktu ‘Isya adalah bila mega
yang merah telah hilang, dan akhirnya waktu ‘Isya menurut ikhtiar adalah sampai
sepertiga malam, dan menurut waktu jawaz sampai terbitnya fajar kedua.
5. Subuh
Permulaan waktu subuh ialah terbitnya
fajar, dan akhirnya menurut waktu ikhtiar ialah sampai pagi remang-remang, dan
menurut waktu jawaz sampai terbitnya matahari.
D.
Syarat Sah
Shalat Fardhu
1.
Bersih
dari dua hadats
2.
Bersih
dari najis
3.
Menutup
aurat
4.
Menghadap
Ka’bah/Qiblat
5.
Masuk
waktu
6.
Mengetahui
fardhu shalat
7.
Tidak
menganggap fardhu sebagai sunat
8.
Menjauhi
perkara yang dapat membatalkan shalat
E.
Rukun Shalat Fardhu
1.
Niat
2.
Takbiratul
Ihram
3.
Berdiri
bagi yang mampu
4.
Membaca
Fatihah
5.
Ruku’
6.
Tuma’ninah
dalam ruku’
7.
I’tidal
8.
Tuma’ninah
dalam I’tidal
9.
Sujud
dua kali
10.
Tuma’ninah
dalam sujud dua kali
11.
Duduk
diantara dua sujud
12.
Tuma’ninah
dalam duduk diantara dua sujud
13.
Tasyahud
Akhir
14.
Duduk
dalam tasyahud akhir
15.
Membaca
Shalawat kepada Nabi saw
16.
Membaca
Salam
17.
Tertib
F.
Hal
yang dapat Membatalkan Shalat
1.
Hadats
2.
Terkena
najis
3.
Terbuka
aurat
4.
Berbicara
5.
Berbuka
puasa secara sengaja
6.
Makan/minum
yang banyak
7.
Bergerak
secara berturut-turut sebanyak 3 x meskipun lupa
8.
Watsbah Fahisyah
9.
Memukul
dengan keras
10.
Menambah
rukun (pekerjaan) shalat secara sengaja
11.
Mendahului
imam dengan dua pekerjaan rukun
12.
Berniat
memutuskan shalat
13.
Menghubungkan
pemutusan shalat dengan sesuatu
14.
Ragu-ragu
dalam memutuskan shalat
G. Hikmah Shalat
Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat
Islam.Begitu pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah
berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.
Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada
Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah
yang terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah
baik ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
Hikmah
Shalat itu paling tidak dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek moral dan
fisik. Penjelasan kedua aspek itu adalah sebagai berikut:
Shalat merupakan benteng yang dapat menghalangi seseorang dari
perbuatan keji dan munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Q.S al-Ankabut:
45 sebagai berikut:
ã@ø?$#!$tBzÓÇrré&y7øs9Î)ÆÏBÉ=»tGÅ3ø9$#ÉOÏ%r&urno4qn=¢Á9$#(cÎ)no4qn=¢Á9$#4sS÷Zs?ÇÆtãÏä!$t±ósxÿø9$#Ìs3ZßJø9$#ur3ãø.Ï%s!ur«!$#çt9ò2r&3ª!$#urÞOn=÷èt$tBtbqãèoYóÁs?ÇÍÎÈ
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
Yaitu Al kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas,
pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia.Di dalam shalat tersebut kita
meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk mendapatkan jalan yang
lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh
karena itu orang yang shalatnya khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan selalu
merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan menghambakan diri, tidak akan menjadikan
panutan selain daripada Allah SWT. Dengan kata lain segala sesuatu yang
dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah.
Maka pantaslah jika Allah berfirman dalam QS.Al-Mu’minuun :1-2 yang
berbunyi:
ôs%yxn=øùr&tbqãZÏB÷sßJø9$#ÇÊÈtûïÏ%©!$#öNèdÎûöNÍkÍEx|¹tbqãèϱ»yzÇËÈ
1.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang
buruk, khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan duniawi
lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah. Kebersihan dan
kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawudyangartinya :
"Jikalau
di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai dimana ia mandi lima kali,
maka apakah akan tinggal lagi kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ?
Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat lima waktu
yang (mana) Allah dengannya (shalat itu) dihapuskan semua kesalahan’."
Yang dimaksud kesalahan disini adalah yang berupa dosa-dosa kecil,
sedangkan yang berupa dosa besar tetap wajib dengan bertaubat kepada Allah.Jadi
pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa kita agar terhindar dari sifat-sifat
takabur, sombong, tinggi hati, dan sebagainya, serta mengarahkan kita agar
selalu tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya
manusia selalu berkeluh kesah apabila ditimpa kesusahan dan bersifat kikir
apabila mendapat kebaikan, ini sesuai dengan salah satu firman Allah dalam QS.
Al-Ma’arij 19-23 :
¨
1)
Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
2)
apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
3)
dan
apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
4)
kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat,
5)
yang
mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
Apabila kita mendapat suatu musibah maupun kesulitan, maka kita
harus memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar
serta tawakal.Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 45 yang berbunyi:
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu[4],
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga menegaskan nilai positif
dari shalat sebagaimana tercantum dalam QS. Ar-Ra’d : 28 yang berbunyi :
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina rasa persatuan dan
persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain,
apabila seseorang shalat tidak dalam keadaan yang khusus pasti selalu menghadap
kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia
mempunyai satu pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada
Khaliq-nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara psikologis yaitu
persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat
berjamaah, shalat berjamaah juga mengandung hikmah kebersamaan, persatuan,
persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum
mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam melakukan kesalahan,
maka ma’mum wajib mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun
kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul rasa
kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka. Ibarat orang
berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga keamanan dan keselamatan
kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika shalat
berjamaah mendapatkan tempat yang lebih dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang artinya :"Shalat berjamaah
lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR. Bukhary & Muslim dari
Ibnu Umar)
Segi
Fisik (Kesehatan)
Shalat disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan
diatas, juga mengandung hikmah secara fisik terutama yang menyangkut masalah
kesehatan.Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini dijelaskan oleh DR. A.
SABOE yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran yang termasyhur
terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai berikut :
1)
Bersedekap,
meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri merupakan
istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-otot
kedua tangan berada dalam posisi istirahat penuh. Sikap seperti ini akan
memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung , serta memproduksi getah
bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan akan menjadi lebih baik
sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan
menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit persendian seperti rheumatik.
Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir maka tangan/lengan
penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada ataupun perut dengan
mempergunakan mitella yang disangkutkan di leher.
2)
Ruku’,
yaitu membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan diatas lutut sehingga
punggung sejajar merupakan suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini akan
mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas
tulang pungung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.
3)
Sujud,
sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak. Hal ini bukan
saja menyebabkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi peredaran urat-urat
darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah serta limpa akan menjadi lancar
di tubuh kita. Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang
berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk menerima aliran darah
yang lebih banyak dari biasanya, karena otak (kepala) kita pada waktu itu
terletak di bawah. Latihan semacam ini akan dapat menghindarkan kita mati
mendadak dengan sebab tekanan darah yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian
otak dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut dan sebagainya yang
sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di pompakan ke urat-urat nadi otak
yang dapat menyebabkan pecahnya urat-urat nadi otak, terutama bila dinding
urat-urat nadi tersebut telah menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan
usia.
4)
Duduk
Iftrasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal), posisi duduk
seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha, hal ini
mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat menghindarkan atau
menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat
berjalan. Disamping itu urat nadi dan pembuluh darah balik di sekitar pangkal
paha dapat terurut dan tirpijit sehingga aliran darah terutama yang mengalir
kembali ke jantung dapat mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan
dari penyakit bawasir.
5)
Duduk
tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat menghindarkan penyakit bawasir
yang sering dialami wanita yang hamil. Kemudian duduk tawaruk ini juga dapat
untuk mempermudah buang air kecil.
6)
Salam,
diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini sangat berguna untuk
memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain itu dapat pula untuk menghindarkan
penyakit kepala dan kuduk kaku.
Dari penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sholat
disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung
manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat
manusia.[5]
[1] Sayyid Muhammad Syath
al-Dimyathy, I’anat al-Thalibin, Juz I (Semarang: Thaha Putra Semarang,
tt), h. 21.
[2]Syeikh Ibrahim al-Bajury, Hasyiah
al-Bajury ‘ala Ibn Qasim al-Ghazzy, Juz 1 (Syirkah Nur Asiya: tt), h. 119.
[3]http://www.f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/hikmah2.html
[4]Ada pula yang mengartikan: mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
[5]
Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar