Minggu, 24 November 2013

FIKIH IBADAH: Menuju Kesempurnaan Shalat (IV)

Oleh: H. Jamaludin, MAg
A.    Pengertian
Shalat mempunyai dua pengertian, yaitu menurut bahasa dan istilah. Menurut bahasa shalat adalahالدعاء  (do’a). Menurut Sayyid Muhammad Syath al-Dimyathy, dalam kitabnya berjudul  I’anat al-Thalibin, Juz I  mengatakan bahwa shalat menurut istilah adalah sebagai berikut:
أقوال و أفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم
“Ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan khusus yang dibuka dengan takbir ditutup dengan salam”.[1]Hal senada disampaikan oleh Syeikh Ibrahim al Bajury dalam kitabnya Hasyiah al-Bajury ‘ala Ibn Qasim al-Ghazzy. Menurutnya, shalat adalah: 
أقوال و أفعال مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم بشراءط
“Ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan mengikuti beberapa syarat”.[2]

B.     Dasar Hukum
1.      Al-Qur`an   QS. An-Nisa : 103

“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

b)      QS. Al-Ankabut : 45

“ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur`an) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”


2.      Al-Hadits
a)      HR. Baihaqi
الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين
“Shalat itu tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama.Dan barangsiapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah merobohkannya.”

b)      HR. Ahmad, Nasa`i, dan Tirmidzi
فرضت الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم ليلة أسرى به خمسين ثم نقصتحتى جعلت خمسا, ثم نودى يا محمد, أنه لا يبدل
القول لدي وان لك بهذه الخمس الخمسين

“Shalat itu difardhukan kepada Nabi s.a.w., pada malam diisra`kan sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima, lalu Beliau dipanggil, Hai Muhammad! Putusan-Ku tidak dapat diubah lagi, dan dengan shalat lima kali ini kamu tetap mendapat pahala lima puluh kali.”

C.    Waktu Shalat Fardhu
1.      Dhuhur 
Permulaan waktu dhuhur adalah bila matahari mulai zawal (condong ke sebalah barat), dan akhirnya bila bayangan sesuatu benda sama dengan bendanya selain bayangan waktu zawal.

2.      Ashar
Permulaan waktunya adalah bila bayangan yang sama dengan bendanya menjadi bertambah dan akhirnya menurut ikhtiar ialah sampai bayangan suatu benda menjadi dua kali. Adapun akhirnya waktu ashar menurut waktu jawaz adalah sampai matahari terbenam.

3.      Maghrib
Waktu maghrib adalah ketika terbenamnya matahari

4.      ‘Isya
Permulaan waktu ‘Isya adalah bila mega yang merah telah hilang, dan akhirnya waktu ‘Isya menurut ikhtiar adalah sampai sepertiga malam, dan menurut waktu jawaz sampai terbitnya fajar kedua.

5.      Subuh
Permulaan waktu subuh ialah terbitnya fajar, dan akhirnya menurut waktu ikhtiar ialah sampai pagi remang-remang, dan menurut waktu jawaz sampai terbitnya matahari.

D.    Syarat Sah Shalat Fardhu
1.      Bersih dari dua hadats
2.      Bersih dari najis
3.      Menutup aurat
4.      Menghadap Ka’bah/Qiblat
5.      Masuk waktu
6.      Mengetahui fardhu shalat
7.      Tidak menganggap fardhu   sebagai sunat
8.      Menjauhi perkara yang dapat membatalkan shalat

E.     Rukun Shalat Fardhu
1.      Niat
2.      Takbiratul Ihram
3.      Berdiri bagi yang mampu
4.      Membaca Fatihah
5.      Ruku’
6.      Tuma’ninah dalam ruku’
7.      I’tidal
8.      Tuma’ninah dalam I’tidal
9.      Sujud dua kali
10.  Tuma’ninah dalam sujud dua kali
11.  Duduk diantara dua sujud
12.  Tuma’ninah dalam duduk diantara dua sujud
13.  Tasyahud Akhir
14.  Duduk dalam tasyahud akhir
15.  Membaca Shalawat kepada Nabi saw
16.  Membaca Salam
17.  Tertib

F.     Hal yang dapat Membatalkan Shalat
1.      Hadats
2.      Terkena najis
3.      Terbuka aurat
4.      Berbicara
5.      Berbuka puasa secara sengaja
6.      Makan/minum yang banyak
7.      Bergerak secara berturut-turut sebanyak 3 x meskipun lupa
8.      Watsbah Fahisyah
9.      Memukul dengan keras
10.  Menambah rukun (pekerjaan) shalat secara sengaja
11.  Mendahului imam dengan dua pekerjaan rukun
12.  Berniat memutuskan shalat
13.  Menghubungkan pemutusan shalat dengan sesuatu
14.  Ragu-ragu dalam memutuskan shalat

G.    Hikmah Shalat
Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat Islam.Begitu pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung. Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
Hikmah Shalat itu paling tidak dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek moral dan fisik. Penjelasan kedua aspek itu adalah sebagai berikut:
Aspek Moral[3]
Shalat merupakan benteng yang dapat menghalangi seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Q.S al-Ankabut: 45 sebagai berikut:
ã@ø?$#!$tBzÓÇrré&y7øs9Î)šÆÏBÉ=»tGÅ3ø9$#ÉOÏ%r&urno4qn=¢Á9$#(žcÎ)no4qn=¢Á9$#4sS÷Zs?ÇÆtãÏä!$t±ósxÿø9$#̍s3ZßJø9$#ur3ãø.Ï%s!ur«!$#çŽt9ò2r&3ª!$#urÞOn=÷ètƒ$tBtbqãèoYóÁs?ÇÍÎÈ
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas, pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia.Di dalam shalat tersebut kita meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh karena itu orang yang shalatnya khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan selalu merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan menghambakan diri, tidak akan menjadikan panutan selain daripada Allah SWT. Dengan kata lain segala sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah. Maka pantaslah jika Allah berfirman dalam QS.Al-Mu’minuun :1-2 yang berbunyi:
ôs%yxn=øùr&tbqãZÏB÷sßJø9$#ÇÊÈtûïÏ%©!$#öNèdÎûöNÍkÍEŸx|¹tbqãèϱ»yzÇËÈ
1.         Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.         (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk, khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan duniawi lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah. Kebersihan dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawudyangartinya :
"Jikalau di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai dimana ia mandi lima kali, maka apakah akan tinggal lagi kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat lima waktu yang (mana) Allah dengannya (shalat itu) dihapuskan semua kesalahan’."
Yang dimaksud kesalahan disini adalah yang berupa dosa-dosa kecil, sedangkan yang berupa dosa besar tetap wajib dengan bertaubat kepada Allah.Jadi pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa kita agar terhindar dari sifat-sifat takabur, sombong, tinggi hati, dan sebagainya, serta mengarahkan kita agar selalu tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya manusia selalu berkeluh kesah apabila ditimpa kesusahan dan bersifat kikir apabila mendapat kebaikan, ini sesuai dengan salah satu firman Allah dalam QS. Al-Ma’arij 19-23 :
¨
1)      Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
2)      apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
3)      dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
4)      kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
5)      yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
Apabila kita mendapat suatu musibah maupun kesulitan, maka kita harus memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar serta tawakal.Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 45 yang berbunyi:

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[4], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga menegaskan nilai positif dari shalat sebagaimana tercantum dalam QS. Ar-Ra’d : 28 yang berbunyi :
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain, apabila seseorang shalat tidak dalam keadaan yang khusus pasti selalu menghadap kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia mempunyai satu pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada Khaliq-nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, shalat berjamaah juga mengandung hikmah kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam melakukan kesalahan, maka ma’mum wajib mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul rasa kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka. Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang lebih dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang artinya :"Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR. Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)
Segi Fisik (Kesehatan)
Shalat disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan diatas, juga mengandung hikmah secara fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan.Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini dijelaskan oleh DR. A. SABOE yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran yang termasyhur terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai berikut :
1)      Bersedekap, meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam posisi istirahat penuh. Sikap seperti ini akan memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung , serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir maka tangan/lengan penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada ataupun perut dengan mempergunakan mitella yang disangkutkan di leher.

2)      Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini akan mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas tulang pungung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.


3)      Sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak. Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini akan dapat menghindarkan kita mati mendadak dengan sebab tekanan darah yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut dan sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya urat-urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.

4)      Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal), posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha, hal ini mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu urat nadi dan pembuluh darah balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan tirpijit sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali ke jantung dapat mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari penyakit bawasir.

5)      Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat menghindarkan penyakit bawasir yang sering dialami wanita yang hamil. Kemudian duduk tawaruk ini juga dapat untuk mempermudah buang air kecil.


6)      Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain itu dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk kaku.
Dari penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sholat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia.[5]





[1] Sayyid Muhammad Syath al-Dimyathy, I’anat al-Thalibin, Juz I (Semarang: Thaha Putra Semarang, tt), h. 21.
[2]Syeikh Ibrahim al-Bajury, Hasyiah al-Bajury ‘ala Ibn Qasim al-Ghazzy, Juz 1 (Syirkah Nur Asiya: tt), h. 119.
[3]http://www.f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/hikmah2.html
[4]Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

[5] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar